Warga Ahmadiyah NTB Agustusan di Pengungsian

JARIK MATARAM - Peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia ke 67 diperingati warga Ahmadiyah dengan mengadakan upacara bendera di penampungan Transito, Jumat (17/8) kemarin. Upacara yang berlangsung secara sederhana itu dilakukan oleh anak-anak warga Ahmadiyah yang hidup di penampungan bersama orang tua mereka.

Meski sederhana, namun upacara berlangsung khidmat. Hal itu terasa saat bendera merah putih dikibarkan, semua warga, baik yang ada di penampungan, maupun warga Majeluk yang tinggal di sekitar Transito, dari luar pagar ikut menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan nada penuh haru. Setelah upacara bendera, kemeriahan perayaan hari kemerdekaan RI kian terasa saat anak-anak Ahmadiyah larut dalam berbagai perlobaan seperti lomba sendok kelereng. Suasana penampungan yang supek dan semakin padat seolah terlupakan.

Di balik kemeriahan perayaan hari kemerdekaan, warga Ahmadiyah belum merasakan kemerdekaan yang sesungguhnya. Hidup di penampungan tanpa kejelasan nasib membuat mereka merasa kemerdekaan yang ada saat ini semakin semu. Hak-haknya sebagai warga Negara belum mereka dapatkan, seperti pemberian Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang belum mereka dapatkan sampai sekarang.

Syahidin, salah seorang warga Ahmadiyah mengaku kemerdekaan yang sesungguhnya belum mereka rasakan, layaknya warga Negara yang lain. Hampir tujuh tahun mereka tinggal di penampungan Transito tanpa ada kejelasan, kapan mereka bias keluar dari penampungan yang semakin padat itu. Ia berharap di hari kemerdekaan ini pemerintah tergugah hatinya untuk memberikan hak-hak mereka sebagai warga Negara Indonesia yang sah.

“Yang kami harapkan pemerintah tergugah sehingga orang-orang yang di-ilegalkan di sini ikut merasakan hari kemerdekaan. Sudah hampir tujuh tahun kami di sini tanpa ada kejelasan,”katanya.
Ia dan warga Ahmadiyah yang lainnya merasa kebebasan dan hak mereka sebagai warga Negara Indonesia telah dirampas. Harapan satu-satunya adalah pemerintah sebagai pihak yang diamanatkan Undang-undang agar melindungi warga negaranya. “Hak kami seolah-olah dirampas,”tambahnya.

Koodinator Daerah Aliansi Nasional Bineka Tunggal Ika (ANBTI) NTB, Yane Rahma Bhirawati, mengatakan, pemerintah daerah harus berani mengambil tindakan yang kongkrit bagi warga Ahmadiyah yang ada di penampungan. Upacara bendera yang mereka lakukan di penampungan menurut Yane menunjukan kecintaan wagra Ahmadiyah terhadap NKRI.

“Pemerintah setidaknya memperhatikanlah, mereka diberikan hak-haknya sebagai warga Negara,”
Menurutnya sampai saat ini pemerintah belum menunjukan perhatian lebih bagi kelangsungan nasib warga Ahmadiyah. Paling tidak pemerintah memberikan hak-hak mereka sebagai warga Negara. [Cink]

0 Response to "Warga Ahmadiyah NTB Agustusan di Pengungsian"

Posting Komentar